Letters to You

Setiap hari menulis surat untukmu. Bukan surat cinta, tapi cerita tentang keadaanku hari ini. Yang tidak bisa aku ceritakan hanya dengan pesan singkat lewat handphone. Surat-surat itu bisa kamu baca ketika kita bisa saling bertemu. 

– Aku yang diam-diam tersenyum melihatmu tertawa senang membaca surat-suratku.

Kiri Kanan

Kiri kanan banyak pohon-pohonan, Itu dulu
Kiri kanan banyak kantor-kantoran, Itu sekarang
:)

Rahasia

Setinggi apapun pohon, setangguh apapun pohon. Mereka tidak akan bisa, mereka tidak akan pernah bisa menyentuh langit. Mereka hanya bisa melihat langit dari jauh. Memikirkan langit, meskipun pohon tahu dia tidak pernah dipikirkan oleh langit. Membayangkan semua tentang langit, bagaimana jika nanti dia bisa memeluk langit. Pohon pasti senang, sangat senang. Tapi itu hanya imajinasinya saja. 'Tidak apa' batin pohon 'aku sudah cukup puas dengan hanya melihat atau memikirkannya. Aku cukup senang bisa menjadi pengagum rahasianya'

Sendiri

Sepi..

Apa-apa sendiri

Sekali lagi

Tak ada yg menemani

Kasihan ya

Padahal inginnya bersama

Tapi begini adanya

Hanya bisa bertegur sapa

Itupun hanya lewat dunia maya

Tapi bukan berarti mereka berpisah

Mereka tetap bersama (tanpa bertemu tentunya)

Sama-sama berbagi cerita

Meskipun kadang tak ada kabar

Tapi percaya saja 

Mereka akan tetap bersama (tanpa bertemu tentunya)

Selamanya...

Ndak Usah Bilang Sayang

Ditulis? Gampang, cuma 3 kata, 13 huruf tanpa spasi. Diucapkan? Gampang, cuma butuh waktu yang bahkan kurang dari 11 detik buat ngucapinnya. Dilakukan? Hmm.. Tanya sendiri deh sama masing-masing individunya. Apalagi buat sayang sama lawan jenis, harus bisa setia. Setia itu susah, harus ada keyakinan dan kemauan. Kalau nggak punya keyakinan dan kemauan buat setia? Ya sudah ndak usah bilang sayang..

Pintu kan?

 

Ya! Semua berawal dari ini. Ya! Dari sini aku memulai

Pintu.. pintu.. pintu

Siapa ya yang akan masuk? Kapan ya yang di dalam keluar?

Apa ya yang ada didalamnya? Berapa orang ya yang masuk?

...

Rasa Itu

Rasa itu, selalu membuat sakit di dada. Menunggu, dan mencoba setia. Itu susah, tapi aku selalu melakukannya. Karena aku punya cinta.

Rasa itu, tak pernah ada habisnya. Awalnya suka, lalu berakhir cinta.

Rasa itu, kadang menguap lalu memenuhi sudut ruangan. Tapi akan kembali esok harinya dan memenuhi seluruh ruang di otak, memberi rasa rindu yg luar biasa.

Rasa itu, kadang menghilangkan asa kadang memperkuat asa. Kadang menghilangkan curiga kadang menggandakan curiga. Dan juga tak jarang Rasa Itu membantuku membuat ode tentangmu menjadi lebih indah.

Rasa itu, kuharap selalu ada. Tersimpan rapi di dalam hati. Tak bisa keluar walaupun hanya satu milimeter. Akan kujaga Rasa Itu selalu. Sampai akhir nanti. Sampai waktu berhenti. 

—ZKHLL